Gejala, Penyebab, Perbedaan Diare dan Mencret dan Cara Mengatasinya

Gejala, Penyebab, Perbedaan Diare dan Mencret dan Cara Mengatasinya


Gejala diare
adalah keluarnya feses (tinja) yang berair dan frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya. Selain itu, gejala diare juga dapat meliputi:

1. Kram perut atau sakit perut

2. Mual atau muntah

3. Dehidrasi (haus, mulut kering, kelelahan, kulit kering, penurunan berat badan)

4. Demam atau menggigil

5. Perut kembung atau kentut berlebihan

6. Sering merasa ingin buang air besar, tetapi hanya keluar sedikit

7. Feses yang berbau busuk atau berwarna hijau atau coklat kehijauan.

Apa perbedaan diare dan mencret?

Kedua istilah "diare" dan "mencret" merujuk pada kondisi di mana seseorang mengalami buang air besar yang berair dan sering. Namun, secara medis, kedua istilah tersebut tidaklah sama.

Diare adalah kondisi di mana seseorang mengalami buang air besar yang sangat sering (biasanya lebih dari tiga kali sehari) dan tinja cenderung berair. Diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri, virus atau parasit, alergi makanan, intoleransi makanan, obat-obatan, dan kondisi medis tertentu.

Sedangkan mencret adalah istilah yang lebih populer digunakan oleh masyarakat untuk menggambarkan kondisi di mana seseorang mengalami buang air besar dengan tinja yang sangat cair dan sering, hingga kehilangan kontrol atas tinja. Mencret biasanya juga disebabkan oleh faktor yang sama seperti penyebab diare, namun istilah ini cenderung menggambarkan kondisi yang lebih parah dari diare.

Secara singkat, diare adalah kondisi medis di mana seseorang mengalami buang air besar yang sering dan berair, sedangkan mencret adalah istilah yang lebih populer digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana seseorang mengalami buang air besar dengan tinja yang sangat cair dan sering, hingga kehilangan kontrol atas tinja.

Diare disebabkan karena apa?

Diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

1. Infeksi bakteri, virus, atau parasit: Infeksi usus yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit adalah penyebab paling umum dari diare. Contoh infeksi yang dapat menyebabkan diare adalah infeksi salmonella, shigella, campylobacter, rotavirus, norovirus, dan parasit seperti Giardia lamblia.

2. Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi: Makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri atau virus dapat menyebabkan diare. Contohnya adalah makanan yang tidak dimasak dengan baik, daging mentah, produk susu yang tidak dipasteurisasi, serta makanan atau minuman yang tercemar.

3. Alergi atau intoleransi makanan: Beberapa orang dapat mengalami diare setelah mengonsumsi makanan tertentu karena alergi atau intoleransi makanan. Contohnya adalah alergi terhadap susu atau gluten, intoleransi laktosa, atau intoleransi fruktosa.

4. Obat-obatan: Beberapa jenis obat, seperti antibiotik, antasida, dan obat pencahar, dapat menyebabkan diare sebagai efek sampingnya.

5. Kondisi medis: Beberapa kondisi medis, seperti sindrom usus iritabel (SUI), penyakit Crohn, kolitis ulseratif, dan kanker usus, juga dapat menyebabkan diare.

6. Faktor lain: Diare juga dapat disebabkan oleh faktor lain seperti stres, kecemasan, atau kelelahan yang berlebihan.

Penyebab diare dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor tersebut. Jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai dengan gejala seperti demam tinggi, muntah, atau tinja yang mengandung darah, segera cari pertolongan medis.

Apa yang dirasakan saat diare?

Saat mengalami diare, seseorang mungkin akan merasakan beberapa gejala yang tidak nyaman seperti:

1. Frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya

2. Tinja yang berair atau cair, dan kadang-kadang mengandung lendir atau darah

3. Kram perut atau sakit perut

4. Nyeri atau perih saat buang air besar

5. Perasaan tidak tuntas setelah buang air besar

6. Kembung, kentut berlebihan, atau sensasi terbakar di sekitar anus

7. Rasa mual atau muntah

Selain itu, diare juga dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat dirasakan sebagai haus, mulut kering, kulit kering, dan penurunan berat badan. Dehidrasi yang parah dapat menyebabkan denyut jantung cepat, kelemahan, pusing, dan kebingungan.

Gejala-gejala di atas dapat bervariasi tergantung pada penyebab diare dan kondisi kesehatan masing-masing individu. Jika gejala diare disertai dengan tanda-tanda dehidrasi atau gejala yang parah, segera cari pertolongan medis.

Berapa lama sembuh dari diare?

Lama waktu penyembuhan dari diare dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya, keparahan gejalanya, dan kondisi kesehatan masing-masing individu. Pada umumnya, diare biasanya sembuh dalam waktu 2-4 hari tanpa pengobatan, namun dalam beberapa kasus dapat berlangsung lebih lama atau bahkan berulang.

Jika diare disebabkan oleh infeksi usus, maka waktu penyembuhan biasanya bergantung pada jenis bakteri, virus, atau parasit yang menyebabkannya. Infeksi ringan dapat sembuh dalam waktu 2-3 hari, sedangkan infeksi yang lebih parah dapat berlangsung selama 7-10 hari atau bahkan lebih lama. Pengobatan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.

Penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi selama mengalami diare, terutama jika diare disertai dengan gejala dehidrasi seperti haus atau mulut kering. Minumlah banyak air, jus buah atau sup kaldu ringan, dan hindari minuman beralkohol, kopi atau minuman berkafein. Selain itu, hindari makanan yang berat, berlemak atau pedas, dan makan makanan yang mudah dicerna seperti roti panggang, nasi putih, dan pisang.

Jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari atau disertai dengan gejala seperti demam tinggi, muntah, atau tinja yang mengandung darah, segera cari pertolongan medis.

Kecapekan apa bisa menyebabkan diare?

Kecapekan atau kelelahan secara langsung tidak menyebabkan diare. Namun, kelelahan atau kecapekan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Selain itu, kelelahan dapat mempengaruhi pola makan dan minum seseorang, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan.

Dalam beberapa kasus, kelelahan atau stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan perubahan pada sistem pencernaan dan menyebabkan diare fungsional atau diare yang disebabkan oleh gangguan pada motilitas usus. Diare fungsional tidak disebabkan oleh infeksi atau penyakit, tetapi lebih disebabkan oleh stres, kecemasan, atau faktor psikologis lainnya.

Namun, perlu diingat bahwa diare memiliki banyak penyebab yang berbeda dan tidak selalu terkait dengan kelelahan atau stres. Penyebab umum diare adalah infeksi bakteri, virus, atau parasit, alergi makanan, intoleransi makanan, obat-obatan tertentu, dan gangguan pada saluran pencernaan. Jika Anda mengalami gejala diare, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai

Spesialis diare

Dokter spesialis yang menangani masalah diare adalah dokter spesialis gastroenterologi. Gastroenterologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sistem pencernaan, termasuk masalah diare dan gangguan pencernaan lainnya.

Seorang dokter spesialis gastroenterologi dapat melakukan pemeriksaan fisik dan klinis untuk mendiagnosis penyebab diare, seperti melakukan tes laboratorium, tes stool, tes imaging, atau tes endoskopi. Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan meresepkan pengobatan yang sesuai, baik dalam bentuk obat-obatan, diet khusus, atau terapi lainnya, tergantung pada kondisi dan penyebab diare.

Selain dokter spesialis gastroenterologi, dokter umum atau dokter keluarga juga dapat membantu mendiagnosis dan mengobati diare pada tingkat yang lebih sederhana. Namun, jika gejala diare disertai dengan tanda-tanda dehidrasi, gejala yang parah, atau jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter spesialis gastroenterologi untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Posting Komentar

0 Komentar